Diskominfosta Bateng jadi Top 6 Besar Nominasi Media Sosial AMH 2025

JAKARTA, BANGKATERKINI — Dinas Komunikasi, Informatika, dan Statistik (Diskominfosta) Kabupaten Bangka Tengah (Bateng) menorehkan prestasi dengan masuk sebagai nominasi kategori Media Sosial dalam ajang Anugerah Media Humas (AMH) 2025. Pencapaian ini menjadi istimewa karena merupakan debut perdana Diskominfosta Bateng dalam mengikuti ajang bergengsi tingkat nasional tersebut.
Pada ajang AMH 2025, Diskominfosta Bateng berhasil masuk dalam Top 6 kategori Media Sosial se-Indonesia, menunjukkan kualitas pengelolaan media sosial pemerintah daerah yang dinilai efektif, kreatif, dan informatif.
Dari enam kategori yang dilombakan, Diskominfosta Bangka Tengah mengirimkan karya terbaiknya untuk dua kategori, yaitu Siaran Pers dan Media Sosial. Hasilnya, untuk kategori Media Sosial, Diskominfosta berhasil menembus jajaran nominasi Top 6 bersama sejumlah instansi pemerintah lainnya di Indonesia.
Kepala Diskominfosta Bangka Tengah, Dede Lina Lindayanti, yang hadir langsung dalam Malam Penganugerahan Media Humas 2025 di Hotel Borobudur Jakarta, Rabu (12/11/2025), menyampaikan bahwa AMH merupakan apresiasi yang diberikan oleh Komdigi RI kepada Humas Pemerintah, salah satunya Diskominfosta Bateng sebagai penggerak informasi dan komunikasi dari Pemerintah Pusat.
“AMH menjadi momentum refleksi, pengakuan kerja nyata dan penyemangat kita bahwa semua karya bisa dilihat dan dirasakan banyak orang,” ujarnya.
Ia mengungkapkan rasa syukur dan apresiasinya atas capaian tersebut.
“Ini adalah langkah awal yang sangat berarti bagi kami. Sebagai peserta perdana di ajang AMH, alhamdulillah kami berhasil masuk nominasi 6 besar tingkat Pemprov/Pemkab se-Indonesia. Ini memotivasi kami untuk terus berinovasi dalam menyampaikan informasi publik yang kreatif, transparan, dan berdampak positif bagi masyarakat Bangka Tengah,” kata Dede Lina Lindayanti.
Ia menambahkan bahwa prestasi ini menjadi bukti komitmen dan kerja nyata Diskominfosta Bateng dalam memperkuat komunikasi publik melalui media digital, sekaligus mendukung semangat keterbukaan informasi pemerintah daerah.
“Harapan ke depan kita terus bergerak, berkarya, dan berinovasi dengan kreatif dalam menghimpun informasi sebagai pesan yang up to date dan terpercaya di tengah tantangan era globalisasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Meutya Hafid, dalam sambutannya menegaskan pentingnya fungsi humas sebagai jembatan antara negara dan rakyat.
“Humas adalah navigator kepercayaan publik, dan karena itu saya menyampikan apresiasi kepada seluruh insan humas pemerintah di seluruh indonesia, yang dengan semangat kolaboratif dan kreativitas yang luar biasa tinggi telah mengkomunikasikan kerja-kerja dari pemerintah sebagai bentuk laporan dan akuntabilitas kepada rakyat,” ucapnya.
Lebih lanjut, Meutya menilai bahwa tema “Kolaborasi Humas Satu Suara untuk Indonesia Maju”sangat relevan dengan tantangan era informasi saat ini.
“Arus informasi bergerak secepat kilat. Tantangan terbesar bukan lagi sekadar menyebarkan informasi, tetapi membangun narasi yang substansial, kontekstual, dan impactful, karena itu Asta Cita yang dicanangkan Bapak Presiden tentu sangat membutuhkan dukungan penuh dari fungsi kehumasan dan di sinilah kekuatan satu suara,” jelasnya.
Ia menambahkan, satu suara bukan berarti kehilangan identitas instansi yang begitu beragam, bukan juga membuat satu pesan menjadi sama semua namun lebih kepada menyamakan irama, melakukan sinkronisasi sebagai inti dari pembangunan nasional agar pesan-pesan lebih mudah dimengerti dan dapat sampai dengan efektif.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Komunikasi Publik dan Media, Fifi Aleyda Yahya, menjelaskan bahwa AMH digelar sebagai bentuk apresiasi atas kerja baik, kerja keras rekan humas pemerintah, utamanya dalam melakukan komunikasi publik terkait program Asta Cita.
“Dari enam kategori yang dilombakan, terdapat 190 instansi yang mendaftar, dan 154 instansi berhasil lolos tahap verifikasi serta kurasi hingga karyanya sampai ke meja tim juri,” jelasnya.
Sementara itu, Wicaksono, selaku juri kategori Media Sosial yang merupakan seorang praktisi media sosial, menilai bahwa kualitas peserta tahun ini mengalami peningkatan.
“Tahun ini kualitas peserta jauh meningkat, jauh lebih baik karena mereka mulai menggunakan teknik story telling atau narasi dan peserta kategori media sosial selalu lebih banyak dari kategori yang lain,” kata Wicaksono.*










